Ikhlas Hati

Iklas ... Tanpa ikhlas, satu-satu amalan itu ditolak oleh Allah swt. Kita harus mengunci niat untuk ibadat atau amalan semata-mata kerana Allah dan untuk Allah. Ikhlas yang sebenar-benarnya ikhlas sudah tentulah bersih hati daripada unsur riyak, nifaq dan ujub “ Kalam Allah tentang ikhlas sebagaimana Katakanlah (wahai Muhammad): “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dalam mengikhlaskan agama (ibadah) kepada-Nya”. (Surah al-Zumar:11); dan ini lagi Katakanlah: “Allah jualah yang aku sembah dengan mengikhlaskan amalan agamaku kepada-Nya”. (Surah Az-Zumar:14); dan Dan tiadalah mereka disuruh melainkan supaya menyembah Allah serta mengikhlaskan agama kepada-Nya. (Surah al-Bayyinah : 5) Sabar ... Kalam Allah “ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (QS. 2:45). Ingat cerita Nabi Yusuf , Mereka berkata:"Apakah kamu ini benar-benar Yusuf" Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik". (QS. 12:90). Imam al-Ghazali mengatakan, “ Sabar ialah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu."Dengan demikian, sabar dapat berarti konsekuen dan kosisten dalam melaksanakan semua perintah Allah. Berani menghadapi kesulitan dan tabah dalam menghadapi cobaan selama dalam perjuangan untuk mencapai tujuan. Karena itu, sabar erat hubungannya dengan pengendalian diri, sikap, dan emosi. Apabila seseorang telah mampu mengontrol dan mengendalikan nafsunya, maka sikap/sifat sabar akan tercipta.Selanjutnya, sabar juga berarti teguh hati tanpa mengeluh, saat ditimpa bencana. Jadi yang dimaksud dengan sabar menurut pengertian Islam ialah rela menerima sesuatu yang tidak disenangi dengan rasa ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Dan dapat pula dikatakan bahwa secara umum sabar itu ialah kemampuan atau daya tahan manusia menguasai sifat destruktif yang terdapat dalam tubuh setiap orang. Jadi,, sabar itu mengandung unsur perjuangan, pergulatan, pergumulan, tidak menyerah dan menerima begitu saja.Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat dan teguh tatkala menghadapi bencana (kekayaan maupun kemiskinan). Jiwanya tidak bergoncang, tidak gelisah, tidak panik, tidak hilang keseimbangan, tidak berubah pendirian. Tak ubahnya laksana batu karang di tengah lautan yang tidak bergeser sedikit pun tatkala dipukul ombak dan gelombang yang bergulung-gulung.Sifat sabar itu hanya dikaruniakan Tuhan kepada manusia, tidak kepada makhluk yang lain. Sebab, di samping manusia mempunyai hawa nafsu, ia juga dianugerahi akal untuk mengendalikan hawa nafsu itu supaya jangan sampai merusak atau merugikan. Sedang makhluk hewani hanya diperlengkapi dengan hawa nafsu, tidak mempunyai akal. Oleh sebab itu ia tidak bisa bersikap sabar. Malaikat juga tidak memerlukan sifat sabar karena ia tidak memiliki hawa nafsu. “ Demikian uraian hafsa yang begitu fahamnya dia dengan makna kesabaran. Itulah yang membuat dia selalu tegar sebagai srikandi muslim disegala medan.

Mengetuk pintu langit

Langit kusam semburat merah bumi yang gemetar
Sepotong paras kusut kuda apokaliptik mendengus
Dari Timur sangkur berpucuk-pucuk menyebar amis kematian
Bintang kemusuk di langit jagad melepus tak mau redup
Seiring taring memercik liur membusuk
Serupa kelewang karat berkisah usia dan derita
bertepuk gemuruh pada kado hari perayaan
buat perempuan yang nafasnya ditebas timah panas
buat anak-anak dengan sukma tertekuk di kolong bangunan ambruk
buat lelaki dengan tempurung-tempurung retak
buat sengal peradaban yang dihanyut beliung hari petang

Nasar melayang sambil kelimun serapah dikebas ke bumi pasrah
sekelebat tahta agung sehimpun sabda torah
serdadu berderap tanpa wajah
asap puing hitam menebal
dan kitab-kitab sejarah kumal menahan muntah
yang ditulis dengan tangan-tangan lelah
memberi berita yang tak kunjung beda,
ada penjagal menembak sambil tertawa

Lelaki kecil di pojokan abad menggesek biola renta
lagunya merengek mengadu dan bertanya-tanya pada arak awan di sebelah selatan,
pada sejarah yang seronok,
pada ingatan yang koyak,
pada kota yang makin tua,
pada masjid di tengah desa yang porak poranda

Usai terjungkal tempurung ditikam peluru tajam,
ayah pergi ke negeri mana
Jantung ibu jadi sarang buat 3 peluru,
kenapa pula berhenti bercerita paderi pembela,
atau tentang Khaibar yang gembira Adik satu telanjur kaku di keranda bisu, pada siapa kini berbalas haruShaf-shaf manusia di tiga jelaga kota,
buat berapa malam mesiu masih terjaga
menggali kubang mayat dan telaga darah

Sepuluh jari mungil menengadah semesta
Berbisik-bisik bibir mencoreti tujuh langit dengan doa
Pada Tuhan ia titip ayah, ibu, dan adik yang masih balia
Bikinkan satu rumah buat bersama dengan satu kamar tersisa
Karena tak akan lama

Di atas padang perburuan luka
Di malam sunyi yang mendesah basmallah
Malaikat mengetuk pintu di satu kala
mengantar ia bersama siapa entah,
dengan nama yang satu,dengan titah yang Ia mau,

Sugeng Rawuh in My Blog...he3